beritakito.id

RAKYAT MENJERIT MINYAK GORENG SULIT DI NEGERI KAYA SAWIT

Advertisements
Advertisements

Harga Minyak Goreng Dalam Negeri Tak Terkendali Selama Dua Bulan Terakhir

Kelangka'an Minyak Goreng
www.keuangannews.id – ilustrasi minyak goreng langka

Pada Januari-Februari tahun ini, sejumlah peraturan penetapan harga minyak goreng rumah tangga diberlakukan. Meski harga rata-rata nasional turun secara bertahap, harga minyak goreng masih relatif tinggi, setidaknya masih di atas harga eceran tertinggi (HET).

Pasokan juga langka, sehingga sulit bagi sebagian orang untuk mengakses minyak goreng yang terjangkau di ritel modern atau pasar tradisional.

Memang, kebijakan kepatuhan Internal Market Obligation (DMO) untuk minyak sawit mentah (CPO) dan CPO atau olein olahan telah berlaku selama hampir tiga minggu.

Lebih dari empat bulan, harga minyak goreng dalam negeri tak terkendali. Selama dua bulan terakhir, minyak goreng juga memberikan kontribusi besar terhadap inflasi.

Komisi Persaingan Usaha (KPPU) terus mengusut dugaan kartel yang berkolusi dengan produsen minyak goreng besar untuk menetapkan harga.

Melonjaknya harga minyak goreng di Indonesia sungguh ironis, karena pasokan minyak sawit Indonesia selalu berlimpah. Di sisi lain, masyarakat terpaksa membeli minyak goreng ini dengan harga impor.

Pemerintah akhirnya memutuskan untuk membayar subsidi sebesar Rp 3,6 triliun untuk angkutan minyak goreng murah dengan harga Rp 14.000 per liter.

Namun minyak goreng murah dalam program pemerintah akhir-akhir ini sangat sulit didapat dan menimbulkan masalah baru yaitu kelangka’an. Di ritel modern, rak-rak berisi minyak goreng sering kali kosong.

Meski pemerintah melalui Kementerian Perdagangan telah berulang kali berjanji bahwa pasokan minyak murah aman dan tersedia di pasar, kenyataan praktis menunjukkan sebaliknya.

Dalam beberapa minggu terakhir, sangat sulit untuk menemukan minyak goreng program pemerintah di jaringan toko serba ada. Bahkan, rak yang biasanya menyimpan minyak goreng kini lebih sering kosong.

Rak minyak goreng kini lebih sering diisi dengan produk margarin dan minyak kelapa merek Barco. Selain itu, sering ada pemberitahuan yang jelas di depan pintu toserba bahwa toko tersebut memasok minyak goreng murah dari program pemerintah.

Untuk jumlah uang yang sama, sulit mendapatkan minyak goreng dari program pemerintah di pedagang pasar tradisional, termasuk di warung-warung di sekitar pemukiman. Sementara tersedia, harganya berkisar Rp 20.000 per liter atau jauh di atas HET yang ditetapkan pemerintah.

Karena minyak goreng sulit didapat dengan harga yang di janjikan pemerintah, banyak warga, terutama ibu rumah tangga, rela antri minyak saat kampanye pasar multipartai.

Minyak Goreng di Perebutkan

assets.pikiran-rakyat.com-ilustrasi antrian minyak goreng

Mengutip Kompas TV, ratusan warga rela mendorong harga minyak goreng murah dalam aksi pasar minyak goreng yang digelar Pemprov Jatim kemarin di pelataran Bakorwil Madiun.

Warga yang tidak sabar saling mendorong untuk datang dan membeli minyak goreng murah. Sebuah fasilitas pasar milik Pemprov Jatim memasok minyak goreng sekitar 4.000 liter dengan harga Rp 12.500 per liter.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, Jatim membutuhkan 59.000 ton minyak goreng per bulan.

Sementara produksi minyak goreng Jawa Timur sebesar 63.000 ton per bulan, yang berarti produksi minyak goreng Jawa Timur harus surplus.

Di Jeneponto, Sulawesi Selatan, sejumlah ibu rumah tangga memadati kasir sebuah minimarket di Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto. Ibu-ibu menghidangkannya dan membeli minyak goreng kemasan murah seharga Rp 14.000/liter.

Antrean terbentuk karena pasokan minyak goreng selama ini kosong jika warga harus membelinya dengan harga tinggi.

Bahkan di minimarket, persediaan minyak goreng dibatasi hanya 2 liter per orang. Di Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara, pasokan minyak goreng dengan harga eceran tertinggi sedang kosong.

Jika di pasaran, harga minyak goreng akan melebihi harga eceran maksimum yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp 14.000.

Sebagai solusi, Pemkot Gunungsitoli melakukan operasi pasar melalui Kementerian Perdagangan dan Tenaga Kerja.

Kelangkaan minyak goreng yang membuat harga minyak goreng semakin mahal menjadi perhatian banyak orang.

Harapannya, pemerintah dapat mengatur tata niaga minyak goreng dengan lebih efektif, sehingga masalah kelangkaan dan harga minyak goreng segera teratasi.

Hal yang sama juga terjadi di Lampung. Di provinsi yang juga menjadi tempat pembibitan kelapa sawit ini, warga menggerebek pasar kecil minyak goreng murah.

Warga langsung menyerang kendaraan pengangkut minyak goreng ke toko swalayan Lampung.

 

 

Sumber: kompas.com